Sabtu, 05 November 2011

Migraine Oh Migraine

Sakit kepala migraine adalah bentuk dari sakit kepala vascular. Sakit kepala migraine disebabkan oleh vasodilasi (pembesaran dari pembuluh-pembuluh darah) yang menyebabkan pelepasan dari kimia-kimia dari serat-serat syaraf yang melingkar (menggulung) sekeliling arteri-arteri besar dari otak. Pembesaran dari pembuluh-pembuluh darah ini meregangkan syaraf-syaraf yang melingkar sekeliling mereka dan menyebabkan syaraf-syaraf melepaskan kimia-kimia. Kimia-kimia ini menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembesaran yang lebih jauh dari arteri. Pembesaran yang meningkat dari arteri-arteri memperbesar nyeri.

Serangan-serangan migraine umumnya mengaktifkan sistim syaraf sympathetic dalam tubuh. Sistim syaraf sympathetic seringkali dipikirkan sebagai bagian dari sistim syaraf yang mengontrol respon-respon yang primitif pada stres dan nyeri, yang disebut respon "lawan atau lari", dan pengaktifan ini menyebabkan banyak gejala-gejala yang berhubungan dengan serangan-serangan migraine; contohnya, aktivitas syaraf sympathetic yang meningkat pada usus menyebabkan mual, muntah, dan diare.

Aktivitas sympathetic juga menunda pengosongan lambung kedalam usus kecil dan dengan demikian mencegah obat-obat oral memasuki usus dan diserap. Penyerapan yang terganggu dari obat-obat oral adalah sebab yang umum untuk ketidakefektifan dari obat-obat yang diminum untuk merawat sakit-sakit kepala migraine. Aktivitas sympathetic yang meningkat juga mengurangi sirkulasi darah, dan ini menjurus pada kepucatan kulit serta tangan-tangan dan kaki-kaki yang dingin. Aktivitas sympathetic yang meningkat juga berkontribusi pada kepekaan pada kepekaan cahaya dan suara serta penglihatan yang kabur.

Migraine merundung (menimpa) 28 juta orang-orang Amerika, dengan wanita-wanita menderita lebih sering (17%) daripada pria-pria (6%). Tahukah Anda ternyata faktor hormonal dapat sebagai pencetus migraine. Misalnya saja saat wanita sedang menstruasi, saat terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi), penggunaan obat-obatan kontrasepsi oral (diminum), dan saat seseorang menjalani terapi sulih hormon.

Jenis Migraine

Ada dua jenis migraine yakni migraine klasik dan umum. Pada migraine klasik, sakit kepala didahului oleh fase permulaan seperti melihat kilatan cahaya, hilangnya penglihatan sementara, masalah berbicara atau mati rasa pada sebelah wajah atau lengan mungkin terjadi. Pada jenis migraine umum, bukan aura yang mengawali sakit kepala.

Baik migraine khusus meupun migraine umum, menyerang 4 sampai 72 jam dan biasanya dirasakan pada satu sisi kepala. Hingga saat ini penderita biasanya perlu beristirahat dalam ruangan yang sunyi dan gelap karena denyutan sakit kepala seringkali menjadi lebih buruk karena gerakan, suara dan cahaya.

Penyebab Migraine

Penyebab migraine masih belum jelas, tapi perubahan ukuran pembuluh darah dan tingkat bahan neurotransmitter (pembawa pesan kimiawi) di otak diduga memberi pengaruh. Secara khusus, menurunnya tingkat kimia serotinin di otak dipercaya juga memberikan pengaruh terhadap pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan denyutan yang membuat sakit kepala.

Banyak faktor yang dapat memicu migraine, termasuk kecapaian, stres, dehidrasi, tidak atau telat makan, dan beberapa makanan  dan minuman, seperti keju, coklat, kopi, teh dan alkohol.

Bisakah Migraine disembuhkan?

Migraine tidak bisa disembuhkan tapi bisa dijaga agar tetap terkendali. Dengan mengonsumsi susu dan produk-produk yang mengandung susu dapat menghindari munculnya migraine.

Beberapa pria menemukan bahwa meminum obat-obatan segera ketika serangan terjadi dapat mengurangi rasa sakit dan lamanya serangan.

Serangan migraine sebenarnya dapat dicegah terutama jika kita tahu atau berhasil menemukan pencetusnya, sehingga dapat menghindarinya. Tidur dalam waktu yang cukup dapat membantu. Sementara jika ingin menghentikan kebiasaan minum kopi atau teh, sebaiknya dikurangi konsumsinya sedikit demi sedikit, jangan dilakukan sekaligus.

Pengobatan terhadap penderita Migraine

Tidak semua orang yang terkena migraine perlu pergi ke dokter, tetapi jika obat sakit kepala tidak membantu, serangan datang lebih sering atau terjadi perubahan terhadap gejala-gejala migraine yang biasa, Anda harus segera berkonsultasi ke dokter.

Pengobatan juga termasuk obat sakit kepala, memungkinkan dikombinasikan dengan obat penghilang rasa sakit, atau obat untuk mengembalikan tingkat serotinin ke normal. Beberapa orang mencari bantuan ke akupuntur, osteopathy, yoga atau relaksasi. Ada beberapa tehnik pengobatan yang mungkin bisa dicoba untuk para penderita migraine :

1. Biofeedback

Ini adalah suatu metode menggunakan sensor elektronik untuk memonitor fungsi tubuh seperti masalah ketegangan otot, suhu kulit, detak jantung, dan tekanan darah. Keterangan kondisi pasien biasanya akan terlihat melalui suara atau gambar di komputer. Studi menunjukkan, biofeedback sangat efektif untuk mengatasi migraine dan ketegangan di kepala. Sebuah analisis terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Headache menunjukkan terapi perilaku, seperti biofeedback, lebih hemat biaya dibandingkan pemberian resep obat.

2. Akupunktur

Dalam metode akupunktur, jarum tipis dimasukkan ke bawah lapisan kulit untuk menyetel kembali aliran energi, atau qi, di dalam tubuh. Sebuah analisis oleh para ahli yang dikenal sebagai Cochrane review menemukan,  akupunktur dapat membantu mencegah migraine akut dengan lebih sedikit efek samping. Bukti juga menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu orang dengan sakit kepala kronis

3. Pijat

Untuk pertolongan sementara sakit kepala, Anda bisa mencoba untuk menggosok pelipis atauleher, punggung, kepala, atau bahu. "Anda akan merasa lebih baik sementara waktu, tapi kemudian Anda harus melakukannya lagi," kata Salwa H. Hanna, MD,  pemilik dan direktur medis dari Headache Clinic of Denver. Dalam sebuah penelitian kecil, penderita migraine yang mendapatkansesi pijat selama enam minggu, frekuensi migrainnya cenderung berkurang dan mendapatkan kualitas tidur lebih baik.

4. Peregangan

Lakukan peregangan untuk mengurangi otot tegang yang memberi kontribusi terhadap nyeri. Cobalah tiga gerakan ini :  gerakan leher (dagu ke depan, ke atas, dan ke samping kiri dan kanan); gerakan bahu (gerakan bahu ke atas, putar bahu ke depan dan belakang); dan leher isometrik (tangan menekan pada setiap sisi kepala). Lakukan peregangan dua kali sehari selama 20 menit per sesi. Tahan peregangan selama lima detik, relaks selama lima detik, dan ulangi setiap peregangan tiga sampai lima kali.

5. Aerobik

Latihan aerobik yang teratur, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, dapat mengurangi intensitas dan frekuensi migraine, menurut National Pain Foundation. Sebuah penelitian kecil yang dipublikasikan dalam jurnal Headache terhadap pasien migraine yang melakukan senam teratur selama 12-minggu dengan bersepeda di dalam ruangan menunjukkan, ada peningkatan kualitas hidup dan berkurangnya angka kejadian migraine, serta intensitas nyeri.

6. Meditasi

Berbagai teknik meditasi dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian dan menenangkan pikiran dari gangguan seperti nyeri kronis. Pada titik ini, ada sedikit data tentang efek dari meditasi pada migraine. Para peneliti di Johns Hopkins School of Medicine, di Baltimore, yang terlibat dalam percobaan klinis mencoba menentukan apakah Vipassana - teknik meditasi kuno India yang berfokus pada pikiran - dapat mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan migraine dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sebuah riset kecil pada penderita migraine menemukan bahwa meditasi spiritual mengurangi frekuensi sakit kepala dan toleransi nyeri yang lebih baik ketimbang meditasi sekuler dan relaksasi otot.

7.  Yoga

Sebuah penelitian kecil mengenai sakit kepala melibatkan dua kelompok pasien migraine secara acak yang ditugaskan melakukan terapi yoga selama tiga bulan. Hasilnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol, peserta yoga lebih sedikit mengalami serangan sakit kepala.

8. Latihan relaksasi

Menarik napas panjang, santai mendengarkan musik atau menggunakan pencitraan mental, dapat membantu orang rileks dan mungkin terhindar dari sakit kepala. Temuan ini perlu penelitian lebih lanjut.
Namun, sebuah penelitian terhadap 90 penderita sakit kepala menemukan bahwa pelatihan relaksasi dapat meningkatkan kualitas tidur lebih baik ketimbang akupunktur.

9. Terapi panas dan dingin

Siapapun dapat menggunakan terapi ini. Bahkan, tidak ada risiko bagi wanita hamil dengan sakit kepala. Untuk mengurangi rasa tegang di leher, Anda bisa memberikan sensasi panas ke bagian belakang leher. Untuk sakit kepala, Anda juga dapat menempelkan es ke daerah pelipis.

Menurut penjelasan Edmund Messina, MD, dokter yang berpraktik di Michigan Headache Clinic, pembuluh arteri yang menyuplai darah ke dura (lapisan otak) letaknya di belakang lapisan tulang tipis di daerah pelipis. "Dura akan meradang pada saat Anda mengalami  migraine. Menurunkan suhu pada pembuluh darah yang melewati  area tersebut diyakini dapat meredakan rasa sakit yang timbul," ujarnya.

10. Hindari nitrat dan nitrit

Para ahli menganjurkan untuk menghindari zat-zat yang dapat merangsang sakit kepala, termasuk nitrit dan nitrat dalam daging olahan dan monosodium glutamat (MSG) yang digunakan dalam makanan sebagai penambah rasa. Beberapa obat jantung juga mengandung nitrat.

Sementara itu, kafein, alkohol, phenylethylamine (yang ditemukan dalam coklat dan keju), tiramin (ditemukan dalam kacang-kacangan dan daging fermentasi, keju, dan kedelai), dan aspartam (pemanis buatan dalam makanan banyak) adalah sebagian pemicu dari sakit kepala.

11. Botox

Suntikan Botox telah disetujui FDA untuk mengobati orang dewasa dengan migraine kronis. Dua penelitian besar yang didanai oleh Allergan (pembuat Botox), menunjukkan penurunan frekuensi sakit kepala. Tapi kelompok yang menerima suntikan plasebo menunjukkan perbaikan juga. Namun, beberapa pihak masih mempertanyakan efektivitas terapi itu. "Botox menghasilkan euforia pada mereka yang ketagihan untuk itu, tapi aku belum pernahmelihat cara kerjanya," kata Dr Messina.

12. Stimulasi transkranial magnetik

Sebuah penelitian baru menemukan, ketika pasien diberik stimulasi magnetik transkranial pada otaknya, mereka mendapat pertolongan lebih baik dalam mengatasi masalah sakit kepala ketimbang mereka yang diobati dengan plasebo. Terapi yang bersifat noninvasif ini berlangsung selama satu atau dua jam dan dilakukan di suatu klinik khusus.

Terapi dilakukan dengan cara menempatkan koil  elektromagnetik ke dekat kepala untuk mengirimkan sinyal atau gelombang. Namun demikian, stimulasi magnetik transkranial masih dianggap sebagai terapi eksperimental untuk mengobati migrain.

13. Elektroda implan

Problem sakit kepala kambuhan di masa depan mungkin akan terselesaikan dengan penggunaan elektroda yang ditanam di leher atau otak untuk meredakan nyeri.

Salah satu jenis terapi yang disebut stimulasi saraf oksipital, muncul sebagai pengobatan menjanjikan dalam pengobatan sakit kepala kluster dan migrain, meski terapi ini masih perlu dikaji melalui studi berskala besar. Dalam perawatan ini, elektroda ditanamkan di dasar tengkorak, dekat saraf oksipital.

14. Obati Migraine dengan Seks

Metode penyembuhan sakit kepala dan migraine yang masih baru dan tidak biasa adalah metode seks. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seks dapat menyembuhkan sakit kepala pada 61% wanita penderita migraine. Tingkat keberhasilan 60% ini sama dengan tingkat keberhasilan rata-rata obat sakit kepala yang dijual di apotik.

Sebuah studi pada tahun 2006 yang diterbitkan dalam jurnal Headache menemukan bahwa orang yang menderita sakit kepala migraine memiliki skor yang lebih tinggi pada tes Seksual Desire Inventory (SDI) dibandingkan dengan mereka yang menderita sakit kepala karena tegang. Fenomena ini berlaku untuk pria dan wanita, dan menunjukkan bahwa individu dengan sakit kepala migraine secara berulang barangkali memiliki keinginan yang lebih kuat terhadap seks dibandingkan dengan mereka yang sakit kepala non-migraine. Penelitian difokuskan pada pertanyaan apakah orgasme saat berhubungan seks bisa meringankan sakit kepala?

Hormon Serotonin

Hubungan antara migraine dan dorongan seksual sangat kompleks, tapi tampaknya relasi ini berhubungan dengan bahan kimia pada otak yang disebut serotonin. Para peneliti menemukan bahwa orang yang menderita sakit kepala migrainee memiliki hormon serotoin yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menderita migraine.

Pada orang-orang yang mengkonsumsi obat anti depressant, mereka akan mengalami kenaikan jumlah hormon serotonin dan akan menderita efek samping berupa gairah seks yang menurun dan kesulitan mendapatkan orgasme. Karena fakta ini, para peneliti percaya bahwa kadar serotonin yang tinggi akan menghambat hasrat dan respon seksual. Dengan demikian hal sebaliknya terjadi pada orang yang menderita migraine, karena mereka memiliki kadar serotonin rendah maka kemungkinan besar mereka memiliki dorongan seks yang tinggi.

Sebuah survei dilakukan pada tahun 2001 terhadap wanita-wanita penderita migraine. Mereka diberi pertanyaan apakah mereka pernah melakukan seks saat migraine? dari 83 wanita sebanyak 57 orang pernah mengaku pernah berhubungan saat migraine. Dari jumlah tersebut sebanyak 30% mengatakan sakit kepalanya berkurang, 17,5% mengaku sakit kepalanya benar-benar hilang. Dan hanya 5,3% saja yang merasakan sakit kepalanya memburuk.

Alasan mengapa sakit kepala bisa hilang saat berhubungan seks masih simpang siur, beberapa alasanya adalah sebagai berikut:
-     Adanya stimulasi pada vagina saat berhubungan seks akan memberikan efek penghilang rasa sakit. Proses yang sama bisa dilihat pada wanita yang sedang bersalin. Ada teori yang menunjukkan bahwa saat persalinan, rasa sakit akan berkurang ketika terjadi peregangan serviks dan otot panggul. Barangkali stimulasi yang serupa selama hubungan seksual juga memberikan efek yang sama.

-     Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa migren memiliki pusat yang bertanggung jawab terhadap timbulnya sakit kepala. Ketika orgasme terjadi, ada bahan kimia yang dilepaskan tubuh yang mematikan pusat migraine tersebut. Meskipun begitu penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memahami bagaimana seks bisa menyembuhkan sakit kepala

Kalau pun akhirnya migrain datang, cobalah beristirahat dan tidur di kamar yang gelap. Dapat pula menempelkan kompres dingin di kepala untuk menyempitkan pembuluh darah di kulit kepala. Setelah itu, minum obat pereda nyeri (analgetik), baik obat-obatan yang mengandung zat kimia maupun obat alami untuk memperlancar peredaran darah. Jangan lupa memeriksakan diri ke dokter, jika upaya di atas belum menolong.

Obat2an Alami Penyembuh Migraine

Seperti sudah disebut, obat-obatan alami pun banyak yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi maupun menggantikan obat kimia. Obat-obatan alami pengusir migren yang bisa dijajal khasiatnya antara lain rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), pegagan (Centella asiatica L. Urban), dan daun ginkgo (Ginkgo biloba L.).

Rimpang jahe termasuk kelompok empon-empon (tumbuhan berimpang). Rimpang pipih bercabang-cabang dan berkulit agak kekuning-kuningan ini mengandung banyak minyak atsiri dan oleoresin (minyak damar). Minyak atsiri terutama mengandung zat seskuiterpena, yang menyebabkan bau yang khas jahe. Sedangkan kandungan yang memberikan rasa pedas yaitu zat-zat monoterpena aldehida dan alkohol. Zat-zat itu pula yang memberikan khasiat antimual dan antimuntah. Di samping khasiat itu, rimpang jahe juga berkhasiat sebagai antiradang dan pereda nyeri serta memperlancar peredaran darah. Semua khasiat itu menyebabkan herbal yang satu ini dapat digunakan untuk meredakan migrain.

Cara memanfaatkan herbal yang satu ini tak sulit. Cukup ambil serbuk rimpang yang telah dikeringkan. Untuk orang dewasa dan anak-anak di atas enam tahun, gunakan dosis serbuk 0,5 g untuk sekali minum. Agar lekas sembuh, ramuan sebaiknya diminum 2 - 4 kali sehari.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar