Sabtu, 28 September 2013

WANITA-WANITA CANTIK DI BERBAGAI NEGARA

Menjadi seorang wanita cantik, merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi jika pujian itu datang dari banyak orang. Namun definisi cantik, ternyata berbeda-beda di setiap daerah, ataupun suku bangsa. Sebagian orang menggambarakan wanita cantik dengan tubuh seksi, kulit putih, dan rambut yang indah. Tapi tidak demikian dengan masyarakat suku padaung. Sunguh unik, wanita cantik menurut suku yang berada di perbatasan thailand dan myanmar ini, adalah wanita yang memiliki lehar panjang. PAra wanita suku padaung, memasang cincin yang terbuat dari kuningan di lehar mereka. cincin leher ini dipakai oleh anak mulai dari usia 5 tahun. Semakkn bertambah usianya, semakin banyak pula cincin kuningan yg membelit leher mereka. Dan semakin banyak lilitan cincin di leher mereka, semakin cantiklah para wanita ini di mata para lelaki suku padaung. Namun cantik dimata suku padaung kini mulai bergeser, seirng dengan datangnya kemajuan teknologi dan modernisasi. Tradisi pasang cincin kuninga di leher, kini hanya dilakukan oleh beberapa orang saja yang masih memegang teguh adat.
Sebuah definisi cantik yang unik lainnya, datang dari kawasan pinggir india, tepatnya di desa Arunachal Pradesh. Warga di desa ini akan menganggap seorang wanita dengan sebutan cantik, jika ia mengenakan penutup hidung. uniknya, semakin besar penutup hidung yang dikenakan, semakin besar pula penghormatan yang diperoleh wanita tersebut.
wanita-wanita suku mursi, di ethiopia punya definisi cantik yang sangat unik. wanita mursi yang cantik, adalah wanita yang rela memasang piringan di bawah bibir mereka. Bagi suku mursi, wanita yang memiliki bibir bawah yang lebar, adalah wanita yang cantik dan mencerminkan sifat toleran serta mau berkorban. Semakin besar piringan yang mampu di tahan oleh bibir bawah mereka, semakin cantiklah wanita-wanita mursi di hadapan para lelaki. fot your information, pria-pria suku mursi, tidak akan menikah dengan wanita yang tida memperlebar bibir mereka. Dan wanita yang tidak melakukan tradisi yang disebut dengan lip plate ini, harus bersiap-siap untuk melajang selamanya. Untuk menjadi wanita cantik versi suku mursi, mereka harus rela diberi piringan di bibir bawah sejak usia mereka 13 tahun.
di Indonesia, suku Dayak punya definisi unik mengenai wanita cantik. Pria-pria suku dayak di kalimantan tengah, menggambarkan wanita cantik adalah wanita yang memiliki daun telinga yang panjang. Untuk memanjangkan lubang di daun telinga mereka, para gadis dayak jaman dahulu, memakai anting-anting berukuran berat. Hal ini sudah mereka lakukan sejak mereka kecil. Menurut suku dayak, wanita dengan lubang telinga yang besar dan panjang, menjadi lambang kecantikan dan status sosial yang tinggi.
Di China, wanita cantik digambarkan dengan wanita yang memiliki kaki yang mungil. Untuk mendapatkan kaki yang mungil, para wanita china tempo dulu, melakukan tradisi mengikat kaki, atau kerap disebut dengan foot binding. Ritual ini dilaksanakan sejak kecil hingga beranjak remaja. Tujuannya agar kaki terlihat mungil seperti bunga lili, sehingga muat dalam sepatu berukuran sangat kecil, layaknya sepatu anak balita. Masyarakat China berpendapat bahwa kaki yang mungil menjunjukkan kecantikan dan kehormatan. Sedangkan wanita yang berkaki besar, lebih cocok dijadikan sebagai pelayan. Proses mengecilkan bentuk kaki ini tentu saja sangat menyakitkan, bahkan beberapa ahli menganggap hal tersebut adalah sebuah bentuk lain dari mutilasi. Untungnya, tradisi foot binding kemudian dilarang untuk dilakukan, ketika memasuki abad ke-20.
Tren fashion gaya victorian yang muncul di Inggris pada abad ke-18, memunculklan definisi cantik lainnya. Wanita-wanita jaman itu dianggap cantik jiak memilki pinggang yang sangat ramping. Selain dianggap cantik, wanita yang punya pinggang ramping, lebih mudah mengenakan gaun yang sedang hits di jamannya, yang disebut dengan gaun empire. Untuk mendapatkan pinggang ramping, Wanita-wanita jaman victorian rela memakai korset super kencang, hingga kadang menimbulkan sesak nafas. Yang membuat korset jaman victorian semakin tidak nyaman untuk dikenakan, adalah bahan korset terbuat dari tulang ikan. Meski hal tersebut sudah tidak lagi menjadi tren, namun rampingnya pinggang wanita jaman victorian membuat seorang wanita asal amerika serikat, Cathie Jung mengecilkan ukuran pinggangnya. Akibat korset, pinggang Cathie kini hanya berukuran 15 inchi saja. 3 kali lebih kecil daripada pinggang wanita normal. Tidak heran jika akhairnya Cathie memecahkan rekor sebagai pinggang terkecil sedunia versi Guinnes Book Of Record.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar