Selasa, 11 Agustus 2015

BAHAGIA 2

ADEGAN IBU DAN ANAK

Situasi : Sang anak bersama ayahnya, mengantar ibunya yang akan bekerja ke stasiun kereta.

ibu : umi kerja dulu ya dek... (menyodorkan tangan)

anak : iya umi (sambil mencium tangan ibunya)
anak : hati2 ya umi... i love you...

ibu : i love you too... assalamu alaikum..

anak : wa alaikum salam... (melambaikan tangan)

ibu : melambaikan tangan dan berjalan masuk ke stasiun dgn langkah yang ringan dan hati yang bahagia sekaligus bangga mendapatkan ucapan salam sebelum berangkat kerja dari anaknya yang baru berusia 2 tahun 4 bulan.

"BAHAGIA ITU SEDERHANA"

Minggu, 09 Agustus 2015

SMILE :)

Siang tadi saya berangkat dari rumah menuju kantor dengan commuter line. Sampai stasiun saya berpapasan dengan seorang pria muda. umurnya kisaran 20 tahunan. kalau dilihat dari sepatu dan celana yang dikenakannya, pria ini sepertinya berprofesi sebagai petugas keamanan. Saya hanya menduga saja, sebab kemejanya ditutupi oleh jaket.

Saya tepat dibelakangnya ketika menuruni tangga. Merasa ada yang mengikuti, pria itu spontan menengok ke belakang dan melihat saya dengan wajah bengisnya. Setelah mendeteksi saya bukan merupakan ancaman baginya, pria itu melanjutkan jalannya.

Mau tak mau, saya jadi memperhatikan pria itu. Berbadan tegap dengan langkah sigap. di telinganya tersemat earpiece. Rupanya dia sedang mendengarkan musik. Yang saya heran, sikapnya tidak seperti sedang mendengarkan musik. Wajahnya tetap kaku. tak ada senyum, tak ada komat kamit bersenandung di bibirnya, ataupun goyang kepala dan badan layaknya orang yang sedang mendengarkan alunan lagu. Paling tidak, seperti itu reaksi saya ketika mendengarkan musik.

Saya pikir musik itu diciptakan untuk dinikmati dan membuat enjoy orang yang mendengarkan dan menyukai musik tersebut. Nyatanya, tidak begitu bagi si pria kaku -begitu saya menjulukinya- tapi.... apakah memang semua petugas keamanan harus berwajah kaku? atau mungkin memang itu sudah bawaan lahirnya yaaa... hehehe...

Saya langsung teringat dengan pak Nana, security di kantor saya. Badannya tinggi besar, wajahnya sangar. namun, selalu ada senyum di bibir pak nana. tutur katanya pun lembut dan selalu menyapa orang yang ditemuinya. Kembali pada si pria kaku... mungkin, jika ia memasang senyum kecil di bibirnya, wajahnya akan terlihat sedikit lebih muda. bisa jadi dia akan terlihat lebih ganteng... #Barangkali. Menjadi petugas keamanan, tidak harus bermuka bengis dan kaku kan.... Lagipula, senyum itu ibadah lho... Yuk ah, kita senyum!

Sabtu, 01 Agustus 2015

#SURROGATE MOTHER PART2

Sudah sebulan ga ngeblog... so many thinks to say, so little time to write.

Intinya, selama bulan ramadhan, peran sebagai surogate mother alias emak pengganti to be continue, tp dgn cerita yg berbeda.

Lantaran kakak saya sakit dan harus di rawat di rumah sakit selama 15 hari, saya harus jd emak dadakan dr 2 anak laki2 tanggung yg lagi unyu2 banget.

Biasanya, mikir mau masak apa buat suami, anak dan ibu saja saya sdh pusing, ketambahan 2 orang member baru, bikin kepala barbie ini makin pusing. Butuh ekstra sabar untuk bujuk si bujang yg msh kelas 5 SD untuk bangun dan makan sahur. Apalagi kalau si bujang pake drama nangis dahulu sebelum sahur. Jurus yg saya pakai, masak atau beli makanan yg disukai si bujang supaya dia mau makan.

Sedangkan untuk abangnya, saya harus mengajarkan masak nasi dan cuci piring sendiri. keluarga kakak saya tinggal di samping rumah saya, dan dua anaknya tidak mau mengungsi ke rumah saya, jadilah saya harus mengajarkan mereka mandiri, termasuk masak nasi sendiri. untuk urusan masak nasi dan mencuci piring, saya berhasil, tp urusan lain seperti jam tidur dan disiplin, saya gatot alias gagal total. Pasalnya si abang selalu asyik dgn game di laptopnya tiap malam hingga jam sahur tiba. dan sore hari sebelum mahgrib, barulah ia bangun. sedangkan si bujang kecil, tidak mau tidur di atas kasur. ia lebih suka tidur beralaskan bed cover saja di depan tv. mungkin karena mereka terbiasa seperti itu sebelumnya.

Meski gagal, saya merasa bersyukur karena kedua ponakan saya itu mau menuruti nasehat saya untuk tidak meminta ayah ibunya membelikan baju lebaran. saya beri penjelasan jika ibunya tidak ada waktu untuk membeli baju, sayapun menjelaskan jika ayah ibu mereka sedang membutuhkan biaya yg banyak untuk perawatan ayah di rumah sakit. Alhamdulillah, saya ada rejeki untuk membelikan mereka baju baru, sehingga mereka tidak kecewa2 amat di hari lebaran....

Untungnya, 2 hari sebelum lebaran, ayah mereka bisa kembali ke rumah dan berlebaran bersama, meskipun dalam kondisi sederhana.

Menjadi emak pengganti memang pekerjaan ekstra yg menguras energi dan emosi, tapi syarat pelajaran berharga yang tak bisa terganti...

SEMANGAAAAT....!!!

Selasa, 30 Juni 2015

LULUS SEKOLAH, LANGSUNG DAPAT IJABSAH

Tolong baca sekali lagi judulnya... agar anda tidak salah baca. Yes, ijabsah... bukan ijasah.

Minggu 14 juni 2015, keponakan saya Dini Yusrina memutuskan untuk mengakhiri masa ABGnya. Di usianya yang baru 18 thn, dini memutuskan untuk menerima pinangan dari sang pacar yang usianya terpaut 6 thn darinya. Padahal dini baru saja dinyatakan lulus dari ujian nasional sekolah menengah kejuruan.

Dini belum mengantongi ijazah SMK, namun Dini sdh mengantongi surat ijabsah dari pak penghulu. saya jadi teringat sinetron indonesia yg berjudul "Pernikahan Dini"... (pernikahan dini, bukan cintanya yg terlarang... namun waktu saja belum tepat, merasakan semuaaaa....) begitu kira2 penggalan lagunya.

Bagi dini dan pasangannya, ini merupakan saat yg tepat untuk mengikat janji sehidup semati. Meski sulit rasanya untuk melepas dini untuk diserahkan pada org lain, mau tak mau orang tua dini akhirnya menyerah pada kemauan dini. Tanpa ragu, takut atau malu, Dini menjalani jenjang baru. Tanpa rasa sedih dan sesal, dini menjalani akad nikahnya dgn senyuman mengembang.

Dini, tahukah kamu, sehari setelah akad nikahmu, kamu akan jalani kehidupanmu sendiri tanpa mama dan bapakmu. kehidupan nyata dimana kamu akan rasakan manis, pahit dan getir pengalaman biduk rumah tangga.

Semoga, keputusan dini untuk menikah di usia dini, bukanlah keputusan sesaat yg diambil terlalu dini. Semoga kamu bisa menjadi istri, menantu dan ibu muda yg baik utk anak2mu kelak.

Mendukungmu selalu,

Bude Pipien

Minggu, 14 Juni 2015

"SURROGATE MOTHER"

Sabtu pagi yang tidak biasa...
Pagi2 sdh melepas keponakan saya yg baru saja lulus smp,  untuk pergi latihan marching band. Kegiatan di luar jam sekolah yg dia sukai.

Tak lama kemudian, keponakan saya lainnya yg duduk di bangku sma, minta di ambilkan rapor lantaran bunda dan ayahnya sedang ada urusan di luar kota.

Jadilah saya "Surrogate Mother" buat mereka. dan ini adalah kali pertama saya mengambil rapor. Bingung caranya sdh pasti, tp yang paling membingungkan, wali kelas si kakak (keponakan saya) tdk tau kalau saya bukan ibunya si kakak. Walhasil, ketika diberi wejangan soal prestasi kakak yg agak kurang dan angka alfa-nya yg berlebihan... saya hanya bisa ngangguk2 sok paham. "baik bu... baik bu... siyap bu..." kalimat pamungkas saya pagi itu.

Untung saja, tdk ada biaya apapun yg hrs sy keluarkan pagi itu. hehehe...

Yang harus saya lakukan sebagai surrogate mother hanyalah, "ada" untuk keponakan2 saya, disaat mereka membutuhkan.

Meski hanya harus "ada" disaat mereka butuhkan, menjadi surogate mother jg harus pake tanggung jawab plus kasih sayang. Padahal sifatnya hanya sementara lho, coba bayangkan jika anda menjadi orang tua angkat dr anak yang anda adopsi, layaknya Margarieth yg telah mengadopsi Angeline -bocah yg dinyatakan hilang dan ditemukan terkubur di belakang rumah ibu angkatnya-. Jika anda jadi Margareith dan punya anak angkat secantik angeline, tegakah anda menyakiti anak yang sewajarnya sdh anda anggap anak sendiri?
Atau tegakah anda menyuruh orang untuk menghabisi anak itu demi warisan?
Tragedi kematian angeline memang masih misteri. Namun, paling tidak polisi sdh menetapkan beberapa tersangka. Semoga kasusnya segera selesai, pembunuhnya segera terungkap dan angeline segera mendapatkan sayapnya di surga...

Anyway, kasus angeline dan saya menjadi surrogate mother memang tdk ada hubungannya, tp mungkin dr kasus itu kita bisa berkaca. sdh benarkah kita memperlakukan anak-anak kita?
#BahanRenungan

Kamis, 11 Juni 2015

Sama-sama belajar

Jika kita selalu meminta anak untuk belajar yang sungguh-sungguh, sudahkah kita sungguh-sungguh belajar untuk menjadi orang tua yang baik?

Jika kita ingin anak kita menjadi anak terbaik disekolah sudahkah kita menjadi orang tua terbaik dirumah?

-ayah edy-
Seorang praktisi pendidik anak

Selasa, 09 Juni 2015

BAHAGIA1

Kata orang BAHAGIA itu sebenarnya sederhana...

Coba saya buktikan!

Saya kagum, senang sekaligus terhibur Ketika melihat anak saya nyanyi lagu "Let it go" -soundtrack nya film Frozen- sambil bergaya ala elsa... padahal perbendaharaan kalimatnya pun msh terbatas lantaran anak saya baru berusia 2 thn.

Saya kagum, senang, terhibur = (sama dengan) Saya bahagia.... berarti, Bahagia itu benar2 bisa dirasakan dalam suatu hal atau kondisi yg sederhana. Ga perlu punya uang banyak untuk bahagia *cara ngeles org yg punya uang pas2an* hahahahaha...

Anyway, mulailah ciptakan bahagiamu di tempatmu berada, meski dlm keadaan sederhana...
#YukBahagia