Tolong baca sekali lagi judulnya... agar anda tidak salah baca. Yes, ijabsah... bukan ijasah.
Minggu 14 juni 2015, keponakan saya Dini Yusrina memutuskan untuk mengakhiri masa ABGnya. Di usianya yang baru 18 thn, dini memutuskan untuk menerima pinangan dari sang pacar yang usianya terpaut 6 thn darinya. Padahal dini baru saja dinyatakan lulus dari ujian nasional sekolah menengah kejuruan.
Dini belum mengantongi ijazah SMK, namun Dini sdh mengantongi surat ijabsah dari pak penghulu. saya jadi teringat sinetron indonesia yg berjudul "Pernikahan Dini"... (pernikahan dini, bukan cintanya yg terlarang... namun waktu saja belum tepat, merasakan semuaaaa....) begitu kira2 penggalan lagunya.
Bagi dini dan pasangannya, ini merupakan saat yg tepat untuk mengikat janji sehidup semati. Meski sulit rasanya untuk melepas dini untuk diserahkan pada org lain, mau tak mau orang tua dini akhirnya menyerah pada kemauan dini. Tanpa ragu, takut atau malu, Dini menjalani jenjang baru. Tanpa rasa sedih dan sesal, dini menjalani akad nikahnya dgn senyuman mengembang.
Dini, tahukah kamu, sehari setelah akad nikahmu, kamu akan jalani kehidupanmu sendiri tanpa mama dan bapakmu. kehidupan nyata dimana kamu akan rasakan manis, pahit dan getir pengalaman biduk rumah tangga.
Semoga, keputusan dini untuk menikah di usia dini, bukanlah keputusan sesaat yg diambil terlalu dini. Semoga kamu bisa menjadi istri, menantu dan ibu muda yg baik utk anak2mu kelak.
Mendukungmu selalu,
Bude Pipien