Senin, 22 Desember 2014

MANFAAT SEMANIS MADU UNTUK ANAKKU

Saya adalah ibu yang memiliki anak batita. Agar anak saya bertumbuh dengan maksimal, saya tentu butuh manfaat dari madu. Madu mengandung dua gula utama yaitu fruktosa dan glukosa. gula yang terdapat pada madu lebih cepat diserap oleh tubuh dan dialirkan ke darah. Hal ini memberikan dorongan yang cepat bagi tubuh. madu juga mengandung protein, vitamin dan mineral, tapi tidak mengandung kolesterol. Vitamin dan mineral yang terdapat dalam madu, tergantung pada sumber bunga madu.
Manfaat madu untuk kesehatan telah banyak di aplikasikan dalam medis selama bertahun-tahun, tetapi studi terbaru kini dapat membuktikan sifat menguntungkan dalam beberapa aplikasi, termasuk sebagai pengobatan antibakteri untuk luka bakar dan borok. Alasannya adalah karena madu memiliki sifat anti bakteri dan osmotik ; yaitu cenderung untuk menarik air. Molekul air sangat bereaksi dengan gula dalam madu, meninggalkan sedikit air yang tersedia untuk mikroorganisme. Dengan demikian, bakteri penyebab infeksi secara harfiah dehidrasi dan mati karena khasiat madu. Aktivitas enzim madu juga menghasilkan hidrogen peroksida, yang menghasilkan mempu mencegah radikal bebas dan sangat reaktif untuk membunuh bakteri.
Berikut ini 5 manfaat madu untuk anak : 1. Sumber Vitamin Yang Lengkap Bagi Anak Madu mengandung seluruh vitamin yang dibutuhkan oleh anak, yaitu : A, B1, B2, B3, B5, B6, D, K, E, Uric Acid, dan asam nikotinat. Semua vitamin ini penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh anak, selain itu dapat diserap tubuh dengan mudah selama satu jam setelah mengkonsumsi madu. Hal ini berbeda dengan vitamin pada berbagai makanan lain yang lebih lambat proses penyerapannya dibandingkan penyerapan vitamin yang terdapat di dalam madu.
2. Dapat Menyembuhkan Batuk Anak Anak-anak mudah terserang flu dan batuk, apalagi sekarang cuacanya cukup ekstrem, hal ini bisa menyebabkan flu dan batuk gampang menjangkiti anak-anak. Untuk menangkalnya, minumkan madu pada anak Anda secara rutin. Madu memiliki efek seperti obat dengan kandungan dekstrometorfan yang berfungsi meredakan batuk pada malam hari sehingga tidur menjadi lebih lelap.
3. Baik untuk Pencernaan Anak Anak-anak biasanya kurang peduli pada kebersihan makanan yang mereka konsumsi. Mereka juga sering tak acuh terhadap higienitas tangan mereka ketika akan memegang makanan. Maka sudah jamak ditemukan anak-anak yang mengalami masalah dengan pencernaannya. Hal ini bisa diatasi dengan madu. Menurut penelitian, beberapa jenis madu ternyata memiliki beberapa bakteri yang ramah. Seperti 6 jenis laktobasilus dan 4 spesies bifidobacteria. Bakteri-bakteri ramah ini akan membunuh bakteri jahat di dalam usus.
4. Memicu Pertumbuhan Otak Anak Masa anak-anak adalah masa di mana otak sedang berkembang. Bantu perkembangan otak anak lebih optimal dengan madu. Berilah satu sendok makan madu asli sebelum tidur. Hal ini akan meningkatkan fungsi kinerja otak sebab fruktosa yang terkandung pada madu akan memberi energi cadangan pada hati dan bekerja pada otak semalaman pada saat anak Anda sedang tidur. Itulah mengapa madu dipercaya sebagai zat penambah energi para atlet zaman Yunani kuno selama berlangsungnya acara olimpiade.
5. Membantu Pertumbuhan Anak Tidak diragukan lagi bahwa madu dapat membantu pertumbuhan anak secara optimal. Madu mengandung cukup banyak zat besi (Fe) dan tembaga (Cu) sedang ASI atau susu sapi mengandung lebih sedikit dibandingkan madu. Asupan Fe dan Cu yang cukup akan membantu proses pembentukan sel darah merah dan hemoglobin.
Waktu Tepat Pemberian Madu untuk Anak Sebagian besar Ibu tak jarang sudah memberikan madu pada anak sejak dini bahkan beberapa semenjak lahir dengan alasan madu banyak manfaatnya untuk kesehatan ataupun madu sebagai pengganti gula. Namum saat ini, American Academy of Pediatrics (AAP) masih menganjurkan penundaan pemberian madu hingga usia anak diatas 1 tahun. Madu untuk Bayi diatas usia 1 tahun Sejak tahun 2008, banyak perubahan yang telah dibuat mengenai “aturan” kapan bayi dapat mengkonsumsi makanan tertentu. Namun berbeda dengan MADU, sampai saat ini sebagaimana dinyatakan dalam AAP Pediatric Nutrition Handbook “Bayi berusia kurang dari 12 bulan harus menghindari semua sumber madu”. Pernyataan tersebut cukup menjelaskan bahwa apa pun yang mengandung madu harus dihindari untuk anak di bawah usia 1 tahun. Segala macam bentuk madu tersebut meliputi ; madu murni, madu mentah, makanan mengandung madu (sereal, biskuit) dan makanan yang diolah dengan madu (dimasak atau dipanggang) .
Mengapa Madu ditunda? Botulisme bayi disebabkan oleh karena bayi menelan makanan yang terkontaminasi oleh spora Clostridium Botulinum. Spora tersebut menyebabkan tumbuhnya bakteri dalam usus bayi yang menghasilkan toksin Botulisme. Biasanya makanan yang terkontaminasi spora adalah makanan yang tidak diolah dengan baik atau makanan kaleng yang sudah kadaluarsa. Selain makanan yang terkontaminasi, ternyata Madu juga merupakan media yang baik untuk tumbuhnya spora C.Botulinum. Akan tetapi mengapa konsumsi madu bisa berbahaya pada bayi, sedangkan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa tidak? Jawabannya terletak pada kematangan saluran pencernaan. Bayi dibawah usia 1 tahun belum memiliki intensitas asam yang cukup dalam sistem pencernaan untuk menangkis racun Bakteri Clostrium Botulinum. Sehingga dapat mengakibatkan keracunan.
Tanda dan gejala Botulisme - bayi : Gejala muncul sekitar 8 – 36 jam setelah si Kecil mengonsumsi madu. - Konstipasi disertai dengan - Wajah datar - Gerak tidak aktif - Reflek hisap lemah - Kesulitan menelan - Hipersalivasi - Kelemahan otot - Gangguan pernapasan Diagnosis Botulisme : Botulisme sering salah didiagnosis dengan penyakit polyradiculoneuropathy seperti Guillain-Barre, Myasthenia gravis, atau penyakit sistem saraf pusat lainnya. Namun berbeda dengan penyakit kelumpuhan saraf lainnya, Botulisme mempunyai manifestasi awal kelumpuhan kranial yang menonjol. Kelumpuhan otot akan menjalar ke bawah secara simetris hingga dapat mencapai otot pernapasan. Botulisme tidak diikuti dengan gangguan syaraf sensorik. Diagnosis pasti bila toksin Botulisme ditemukan pada darah, tinja, bilasan lambung atau makanan yang telah dimakan. Dapat juga dilakukan kultur bakteri C Botulinum pada tinja, makanan atau luka.
Segera bawa si Kecil ke dokter bila : - Terlihat lemas bahkan untuk mengangkat kepalanya pun tidak mampu - Terlalu lemah untuk menangis atau mengisap - Sulit buang air besar - Tidak dapat menelan - Terlihat sulit bernafas/sesak Penanganan Botulisme : Segera bawa si Kecil ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat Jika si Kecil terdiagnosis keracunan botulisme, maka akan segera dilakukan beberapa tindakan, termasuk kuras lambung dan/atau pemberian antiracun sesuai indikasi Dalam keadaan khusus, dapat diberikan Antitoksin intravena yang dapat menghalangi aktivitas toksin Botulisme. Hal ini dapat membantu meringankan gejala jika diberikan pada awal proses infeksi . Antibiotik tidak terlalu membantu dalam kasus keracunan makanan oleh Botulisme, namun antibiotik dapat digunakan dalam pengelolaan luka Botulisme. Pada kasus berat, kadang diperlukan mesin bantu napas pada anak
Pencegahan Botulisme : Sampai saat ini belum tersedia vakin untuk mencegah Botulisme sehingga The American Academy of Pediatrics ( AAP ) menganjurkan penundaan pemberian madu sampai usia anak diatas 1 tahun. Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang sudah tidak baik atau kadaluarsa Masak makanan sampai matang untuk menghancurkan racun Botulisme Jangan memberi makanan yang sudah jatuh atau telah dimuntahkan anak kembali Buang wadah berisi makanan yang sudah menggembung. Makanan tersebut kemungkinan dapat mengandung gas yang diproduksi oleh C Botulinum Nah, melihat manfaatnya... Tidak salah jika kita memberikan madu pada anak kita yang sudah 1 tahun ke atas. Mudah-mudahan tulisan ini dapat berguna bagi anda.